Melesetnya Target Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya 2020


Helo Travelers, Kali ini Mimin gak akan ngebahas soal objek wisata yang ada di Kota Sawahlunto. Tapi, kali ini Mimin hanya berbagi pemikiran tentang Peraturan Daerah Kota Sawahlunto, nomor 2 tahun 2001 tentang Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya 2020 yang pernah ditandatangani Bpk. Subari Sukardi yang waktu itu menjabat sebagai Walikota hingga tahun 2003 dan kemudian digantikan oleh Amran Nur. Tercapaikah tujuan dari Perda tersebut? Tentu tidak..! Suka gak suka ya mohon maaf, ini hanya pendapat Mimin pribadi. 

Setelah sempat penuh semangat dilaksanakan oleh Walikota ke-6 Bpk. Amran Nur, tujuan dari Perda tersebut perlahan mulai luntur. Amran Nur menerima tugas berat warisan dari Subari Sukardi yang melahirkan Perda Nomor 2 Tahun 2001 tersebut. Selain membangun "Kota Mati" (red : karna terjadinya penghentian penambangan batu bara PT.BA Ombilin, maka masyarakat Sawahlunto mencoba peruntungan di daerah lain), tugas berat lainnya adalah membuat kesatabilan ekonomi yang mencapi minus 6% kala itu. Tapi beliau penuh semangat untuk mewujudkan target 17 tahun kedepan sejak beliau menjabat tahun 2003. Berbagai pembangunan dilakukan kala itu. Mulai dari menata "Kota Mati" , lalu membangun berbagai objek-objek wisata dan melakukan pendekatan ke berbagai pihak guna memuluskan target menjadi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya 2020 tersebut.


Melakukan renovasi gedung-gedung tua seperti Pek Sin Kek, Gedung Koperasi Ombilin, Gedung Pusat Kebudayaan, membangun taman-taman yang cantik, memperbaiki fasilitas jalan dan lainnya. Setelah wajah kota mulai segar dan cerah, berbagai objek wisata mulai dibangun. Museum Gudang ransum, Info Box dan Lubang Mbah Soero, Museum Kereta, Puncak Cemara, Taman Satwa Kandi, Waterboom dan lain sebagainya. Terlalu banyak kalau harus disebutkan satu persatu.

Nah, dirasa percuma memperbaiki wajah kota dan membuat berbagai objek wisata tapi kunjungan wisata belumlah mencapai target yang diharapkan, Amran Nur memutar otak kembali. Melakukan promosi besar-besaran adalah langkah lain yang diambil oleh Bapak Pembangunan Sawahlunto ini. Berbagai event lokal dilakukan, seperti SIMFest, Perayaan Hari Jadi Kota yang selalu mengundang petinggi-petinggi dari Pemerintah Pusat, Pemimpin Kabupaten/Kota sekitar, Media cetak, Radio dan televisi bahkan tokoh-tokoh penting datang untuk melihat kota Sawahlunto yang mulai bangkit dari kematiannya. Selain itu promosi luar kota dan mancanegara juga dilakukan. Promosi besar-besaran seperti Sawahlunto Creativ di Jakarta hingga membawa sanggar seni dan budaya ke mancanegara seperti malaysia, singapore, china dan sebagainya. Yah, Sawahlunto mulai menggeliat. Masyarakat mulai semangat. Putaran ekonomi mulai bangkit, dari minus 6% saat menjabat, hingga mencapai angka pertumbuhan sekitar 6% setiap tahunnya.


Ah sudahlan bercerita tentang masa lalu. Saatnya kini kita bicara masa kini dan masa depan. Mewujudkan kembali visi misi "Menjadikan Sawahlunto Sebagai Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya". Kalo mimin yang diberi pertanyaan Bagaimana Caranya ? Jawabnya gini :
1. Perbaiki Akses Jalan
2. Tata Kembali Wajah Kota
3. Hidupkan Kembali Objek Wisata Yang Ada
4. Fokus Pada Kemajuan Kota, Bukan Kemauan Individu
5. Lakukan Sinkronisasi Program Kerja Antar Instansi
6. Rangkul Kembali Hati Masyarakat   

Ah sudahlah, Mimin rasanya tak pantas bicara soal ini. Ada Beliau-Beliau yang lebih kompeten memikirkan dan memajukan kota yang mimin cintai ini, Sumpah, Mimin tak ingin kota ini kembali mati, ekonomi kembali terpuruk, dan hal-hal lainnya yang menakutkan. Mimin lahir disini, jadi rasanya wajar kalau mimin punya harapan besar pada setiap pemimpin yang terpilih. Semoga Sawahlunto kembali bangkit, dan kembali dikenal dipenjuru nusantara. Semoga...  

Posting Komentar

0 Komentar