Sawahlunto Menjadi Kota Warisan Dunia UNESCO

Halo Gaes, Halo Traveller

Kali ini, Homestay Sawahlunto mau berbagi sebuah kabar gembira untuk kita semua. Ya, pergelaran Sesi ke-43 Pertemuan Komite Warisan Dunia, Sabtu (6/7/2019), di Kota Baku, Azerbaijan, Kota Sawahlunto resmi masuk daftar Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO gaes!. Sebagai World Heritage alias Situs Warisan Dunia dengan nama Ombilin Coal Mining Heritage of SawahluntoHari yang akan dikenang sebagai hari bersejarah oleh warga Kota Wisata tambang Yang Berbudaya ini. 

Menurut Deri Asta, Walikota Sawahlunto, penetapan tersebut tidak hanya membuat bangga masyarakat Sawahlunto, tapi juga masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia. "Yang pasti, ini adalah penghargaan yang luar biasa. Usaha yang kita lakukan selama ini akhirnya membuahkan hasil. Tambang batu bara Ombilin Sawahlunto merupakan tambang yang secara masif dan besar-besaran pertama di Asia Tenggara. Wajib dilestarikan dengan infrastruktur yang bagus" Katanya

Melalui Admin Homestay Sawahlunto, Deri Asta berkata "Ayo datang ke Sawahlunto untuk menikmati kota sejarah world heritage ini. Homestay Sawahlunto siap menerima kehadiran tamu-tamu kami dengan pelayanan maksimal sehingga anda akan merasa seperti sedang berlibur atau menginap di rumah keluarga sendiri." begitu ajakan Walikota Sawahlunto yang tampan ini.

Kota Sawahlunto dimasukkan ke daftar sementara warisan dunia kategori budaya sejak 2015. Setelah itu, proses pengumpulan data, penyusunan dokumen pendukung, dan diskusi panjang para ahli serta akademisi dari dalam dan luar negeri makin intensif dilakukan.Hingga akhirnya muncul usulan agar tema nominasi diperluas untuk memperkuat Outstanding Universal Value-nya.

Sebagai informasi, Indonesia sudah memiliki empat warisan dunia kategori alam, yaitu :

- Taman Nasional Komodo (1991), 

- Taman Nasional Lorentz (1999), 

- Hutan Tropis Sumatera (2004), dan 

- Taman Nasional Ujung Kulon (1991).

Bahkan sebelumnya, Indonesia juga punya empat warisan dunia kategori budaya yaitu :

- Candi Borobudur (1991), 

- Candi Prambanan (1991), 

- Situs Sangiran ( 1996), dan 

- sistem subak di Bali (2012).