![]() |
Rumah Sakit Sawahlunti 1925 |
SAWAHLUNTO adalah salah satu kota terpenting di Sumatra pada zaman kolonial. Kota itu menjadi terkenal karena di sana ditemukan deposit batubara oleh insinyur Belanda De Greve pada pertengahan abad ke-19. Pada 1876 Pemerintah Kolonial Belanda mengekplorasi kandungan batubara itu yang kemudian terkenal dengan mama “Tambang Batubara Ombilin” (Ombilin Coal-Mines). Pada tahun 1892 dibangunlah kota yang menjadi cikal bakal kota Sawahlunto sekarang.
Banyak pekerja pribumi didatangkan ke Sawahlunto untuk dipekerjakan dalam lubang-lubang tambang di bawah tanah. Ingalah ‘Lubang Suro’ di lokasi tambang batubara Sawahlunto yang terkenal banyak memakan korban itu. Kebanyakan di antara pekerja tambang itu adalah para tahanan pribumi yang berasal dari berbagai etnis di Nusantara. Mereka inilah yang kemudian terkenal dengan sebutan “urang rantai”. Tak terkecuali rakyat Silungkang yg dipimpin oleh beberapa tokoh Sarekat Rakyat (SI Merah), pecahan Sarekat Islam juga di kirim ke tambang batubara di Swahlunto, sebagaimana direfleksikan oleh Bachtiar Djamily dalam novelnya Orang rantai dari Silungkang (Djakarta: Tekad, 1963). Sejarah perjalanan tambang batubara di Sawahlunto dapat dibaca dalam disertasi Erwiza Erman, Miners, managers and the state: a socio-political history of the Ombilin coal-mines, West Sumatra, 1892-1996 (Universiteit van Amsterdam, 1999).
Foto yang kami sajikan kali ini dibuat tahun 1925, dan terakhir tercatat sebagai milik F.F.W. Kehrer. Foto ini memperlihatkan rumah sakit tambang batubara di Sawah Lunto tempat para pegawai tambang yang sakit dirawat. Bangunannya yang terletak di atas bukit kelihatan cukup anggun dan bergaya Belanda. Di latar depan kelihatan para personel medis rumah sakit itu. Rupanya banyak pekerjanya juga direkrut dari kalangan pribumi. Tampaknya mereka sedang mengadakan gotong-royong merapikan tanaman di sekitar rumah sakit itu. Mungkin ada baiknya bangunan rumah sakit ini, yang konon masih ada dan masih dipakai sekarang, dipelihara untuk dijadikan sebagai aset wisata sejarah kota tambang Sawahlunto.
Suryadi – Leiden, Belanda. (Sumber foto: KITLV Leiden).
3 Komentar
Sama2. terimakasih telah berkunjung.
BalasHapusMohon dikoreksi untuk menghindari kesalahpahaman. Pemberontakan Silungkang 1926-1927 bukan oleh Komunis. Tetapi oleh rakyat Silungkang yg dipimpin oleh beberapa tokoh Sarekat Rakyat (SI Merah), pecahan Sarekat Islam.
BalasHapusterimakasih atas koreksinya
BalasHapusKomentar / Kritik / Saran Anda sangat kami butuhkan demi meningkatkan pelayanan Asosiasi Homestay Sawahlunto. Terima Kasih.