Kekayaan sejarah yang dimiliki setiap
daerah, merupakan roh utama hadirnya sebuah kota pusaka, Sawahlunto
salah satunya. Untuk menjaga potensi kekayaan sejarah tersebut,
dibutuhkan kreatifitas dan keikhlasan.
Hal itu diungkapkan, Dirjen Penataan
Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Basuki Hadi Mulyono, ketika membuka
Workshop Kesiapan Kota Bersejarah Indonesia Menuju Warisan Dunia
Unesco, Jumat (22/8). Basuki mengungkapkan, Indonesia yang pernah
diduduki kolonial Belanda selama 350 tahun, tentu memiliki peninggalan
bersejarah, yang tidak dimiliki bangsa lain di dunia. Bukan berarti
bangga dijajah, ujar Basuki, namun peninggalan bersejarah yang dimiliki
Indonesia sangat berpotensi untuk dijadikan aset dalam pembangunan
bangsa ke depan.
“Terkadang, kita bangga dengan luar
negeri. Padahal, kekayaan dan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia ini
jauh lebih baik lagi,” ujar Basuki, dalam kegiatan yang digelar di
Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Menurut Basuki, setidaknya saat ini
terdapat 200 kota di dunia yang diakui Unesco sebagai kota pusaka. 21
di antara kota tersebut, berada di asia. Namun, tidak satupun dari kota
di asia tersebut berada di Indonesia.
Makanya, lanjut Basuki, dalam workshop
yang dihadiri 16 nara sumber dari Dirjen Penataan Ruang, Unesco
Jakarta, UPK Kota Tua Jakarta, BPPI, JKPI, Ahli Cagar Budaya Nasional,
Kepala BPCP, Fisip Unand, Direktur INDB, serta PCBM itu, dibahas upaya
menjadi kota pusaka warisan dunia Unesco. Basuki juga mengungkapkan,
harapan untuk menjadi kota pusaka warisan dunia Unesco akan semakin
terbantu, dengan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden Indonesia periode
2014 – 2019.
Bagi Basuki, terpilihnya Jokowi sebagai
presiden akan memberikan dampak positif bagi kota-kota di Indonesia yang
tengah mempersiapkan diri menuju kota warisan dunia Unesco. Sebab,
terangnya, Jokowi merupakan salah satu deklarator hadirnya Jaringan
Kota Pusaka Indonesia, yang menjadi motor utama dari kota-kota yang
mempersiapkan diri menuju kota warisan dunia Unesco.
Untuk itu, Basuki mengharapkan setiap
kota agar selalu menjaga roh kota pusaka, yakni gedung, kesenian dan
budaya yang dimiliki. Sebab, ketiga item tersebut merupakan item utama
roh kota pusaka warisan dunia. Tidak berbeda jauh dengan Basuki, Ketua
Jaringan Kota Pusaka Indonesia, Burhan Abdurrahman, mengatakan usaha
untuk melestarikan heritage yang dimiliki daerah, kini telah dilindungi
dengan hadirnya undang-undangn cagar budaya.
“Saat ini sudah ada 50 kota dan
kabupaten yang menjadi anggota JKPI. Kota pusaka tidak hanya sebagai
objek, namun juga menjadi subjek atau pelaku pembangunan,” ujar Burhan.
Pria yang juga Walikota Ternate tersebut mengatakan, dengan kekayaan
yang dimiliki, kota yang tergabung dalam JKPI bisa menggunakan
kekayaan tersebut sebagai potensi dalam mendukung pergerakan
perekonomian masyarakat. Sawahlunto sebagai anggota JKPI dan bekas
daerah tambang, ternyata mampu bangkit dengan memanfaatkan potensi
sejarah budaya, kesenian dan alam yang dimiliki, menjadi kota tujuan
wisata.
“Sawahlunto mampu bertahan, meskipun
tidak lagi menjadi kota tambang batu bara. Sawahlunto mampu bangkit
dengan potensi sejarah yang dimiliki, mudah-mudahan ini bisa menjadi
motivasi bagi daerah lain,” katanya.
Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf dalam
kesempatan tersebut, sempat menceritakan asal mula hadir dan jayanya
Sawahlunto ketika batu bara ditemukan. Kejayaan tersebut, kembali diukir
meskipun Sawahlunto tidak lagi memproduksi batu bara. “Sawahlunto
tumbuh dan besar dengan multi etnis, yang berawal dari ditemukannya
batu bara di kota ini. Berbagai fasilitas dibangun, mulai dari kereta
api, rumah sakit, kantor pemerintahan, yang hingga saat ini jejaknya
terlihat,” tambah Ali Yusuf.
Berhasilnya Sawahlunto bangkit tanpa
adanya batu bara, terang Ali Yusuf, tidak terlepas dari dukungan seluruh
komponen dan lapisan masyarakat. Selain itu, dukungan juga mengalir
dari pemerintah pusat dan JKPI sendiri. Sumber – HALUAN
0 Komentar
Komentar / Kritik / Saran Anda sangat kami butuhkan demi meningkatkan pelayanan Asosiasi Homestay Sawahlunto. Terima Kasih.