DetikTravel - Waktu masa penjajahan Belanda, Kota Sawahlunto di
Sumatera Barat dijadikan lokasi penambangan. Tapi setelah menjadi tempat
wisata, kunjungan wisatawan pun meningkat. Tahun 2012 lalu, ada 700
ribu turis yang datang ke Sawahlunto.
"Tahun 2004 kunjungan wisatawan ke Sawahlunto hanya kisaran 14.000 orang. Tapi tahun 2012 lalu jumlahnya mencapai 742.000 wisatawan. Peningkatan yang cukup drastis," tutur Walikota Sawahlunto, Ir Amran Nur saat konferensi pers The International Homestay Promotional Fair 2013 di ruang rapat Lt 14 Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2013).
Meningkatnya kunjungan wisatawan itu, lanjut Amran, tak lepas dari upaya pembaharuan bekas peninggalan tambang menjadi tempat wisata. Beberapa di antaranya adalah gereja, Gudang Ransum yang sekarang jadi museum, dan stasiun yang sekarang jadi 'rumah' bagi kereta wisata Mak Itam.
"Dulu Sawahlunto benar-benar seperti kota kubangan. Untuk itulah wisata heritage jadi salah satu basic Kota Sawahlunto," tambahnya.
Meski telah 'menyulap' aneka bekas pertambangan menjadi destinasi wisata. Pemerintah Kota Sawahlunto juga membangun beberapa wahana wisata lainnya. Sawahlunto pun punya waterboom!
"Kami punya waterboom, lalu Dreamland yang konsepnya mirip Batu Night Spectacular. Kami juga buat Taman Satwa," tambah Amran.
Tak heran, dengan wajah baru Kota Sawahlunto ini, makin banyak wisatawan yang penasaran ingin berkunjung. Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman seru naik kereta Mak Itam atau menelusuri Lubang Mbah Soero yang dulunya bekas tambang batu bara.
"Sawahlunto itu fenomenal lho. Dari yang asalnya 'kubangan nyamuk' menjadi kota wisata yang layak disanding dengan Yogya atau Bali. Kita wajib memperkenalkan kepada wisatawan, apa yang belum banyak metrka ketahui di Sawahlunto," tambah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatof, Prof Dr Ir Gede Pitana, dalam kesempatan yang sama.
"Tahun 2004 kunjungan wisatawan ke Sawahlunto hanya kisaran 14.000 orang. Tapi tahun 2012 lalu jumlahnya mencapai 742.000 wisatawan. Peningkatan yang cukup drastis," tutur Walikota Sawahlunto, Ir Amran Nur saat konferensi pers The International Homestay Promotional Fair 2013 di ruang rapat Lt 14 Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2013).
Meningkatnya kunjungan wisatawan itu, lanjut Amran, tak lepas dari upaya pembaharuan bekas peninggalan tambang menjadi tempat wisata. Beberapa di antaranya adalah gereja, Gudang Ransum yang sekarang jadi museum, dan stasiun yang sekarang jadi 'rumah' bagi kereta wisata Mak Itam.
"Dulu Sawahlunto benar-benar seperti kota kubangan. Untuk itulah wisata heritage jadi salah satu basic Kota Sawahlunto," tambahnya.
Meski telah 'menyulap' aneka bekas pertambangan menjadi destinasi wisata. Pemerintah Kota Sawahlunto juga membangun beberapa wahana wisata lainnya. Sawahlunto pun punya waterboom!
"Kami punya waterboom, lalu Dreamland yang konsepnya mirip Batu Night Spectacular. Kami juga buat Taman Satwa," tambah Amran.
Tak heran, dengan wajah baru Kota Sawahlunto ini, makin banyak wisatawan yang penasaran ingin berkunjung. Wisatawan bisa mendapatkan pengalaman seru naik kereta Mak Itam atau menelusuri Lubang Mbah Soero yang dulunya bekas tambang batu bara.
"Sawahlunto itu fenomenal lho. Dari yang asalnya 'kubangan nyamuk' menjadi kota wisata yang layak disanding dengan Yogya atau Bali. Kita wajib memperkenalkan kepada wisatawan, apa yang belum banyak metrka ketahui di Sawahlunto," tambah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatof, Prof Dr Ir Gede Pitana, dalam kesempatan yang sama.
0 Komentar
Komentar / Kritik / Saran Anda sangat kami butuhkan demi meningkatkan pelayanan Asosiasi Homestay Sawahlunto. Terima Kasih.